Pendidikan
Kewarganegaraan
DIBUAT OLEH : FIONA YUNITA
KELAS : 2 EA21
NPM :
12210790
Program
Study Ekonomi Managemen
Jurusan
Managemen
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BEKASI
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan curahan nikmat dan karunia-Nya sehingga
penyusunan makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini dapat diselesaikan.
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) ini merupakan makalah yang banyak difokuskan pada upaya memberikan
pemahaman akan esensi bela negara serta memuat aktualisasi materi tentang
pentingnya kesadaran warga negara dalam bernegara, pemahaman akan hak dan
kewajiban warga negara terhadap negara, kewajiban negara terhadap warga
negaranya, serta muatan tentang bela negara dalam rangka memperkokoh pemahaman
akan esensi persatuan dan kesatuan bangsa dalam bernegara.
Muatan makalah ini juga memiliki
kontekstualitas pada realitas globalisasi serta perkembangan lingkungan
strategis Indonesia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai pendukung
keberhasilan proses belajar mengajar dan dapat mencapai pembelajaran bagi semua
pihak. Kritik dan sarang yang bersifat konstruktif sangat saya
nantikan.Terimakasih
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI …………………………………………… …………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang …..…………………………………………………………. 4
1.2
Tujuan ………….…………………………………………………..…………4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara
dan Landasan Pemikiran Ketahanan Nasional
…………………………………………..…………………………. 5
2.2 Pengertian Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional ……………………7
2.3 Tujuan Wawasan Nusantara …………… ……………….……………….......8
2.4 Unsur Dasar dan Implementasi Wawasan
Nusantara ………………………. 8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
……………………………………………………………….. 11
3.2. Saran …...……………………………………………………………….. 11
REFERENSI …………………………………………………………………………….. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan globalisasi ditandai dengan kuatnya pengaruh
lembaga-lembaga kemasyarakatan internasional, Negara-negara maju yang mengatur
perkeonomian, social budaya dan pertahanan serta keamanan global.
Kondisi ini akan menumbuhkan berbagai konflik kepentingan,
baik antar Negara maju maupun Negara-negara berkembang. Globalisasi ditandai
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan
mempengaruhi struktur dalam kehidupan berbangsa, bernegara di Indoneisa.
Untuk mengantisipasi perkembangan global ini diperlukan
perjuangan nonfisik sesuai dengan profesi masing-masing yang dilandasi
nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia sehingga memiliki wawasan dan kesadaran
bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air dan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa dalam rangka bela Negara demi tetap utuhnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
1.2 Tujuan
a. Membekali
generasi muda dengan dengan kemampuan dan pengetahuan dasar yang berkaitan
dengan warga Negara dengan Negara bagaimana bentuk hubungan warga Negara yang
sehat, positif dan dapat diandalkan.
b. Supaya
generasi muda memiliki kemampuan untuk memaknai nilai-nilai budaya bangsa untuk
menggalang persatuan Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara
dan Landasan Pemikiran Ketahanan Nasional
a. Dasar Pemikiran Wawasan
Nusantara
Dapat
ditinjau dari latar belakang pemikiran aspek kewilayahan nusantara, aspek
social budaya bangsa Indonesia, aspek kesejarahan bangsa Indonesia.
Pemikiran
aspek kewilayahan Indonesia
Geografi
adalah wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah, merupakan ruang atau
wadah yang harus dipedomani sebagai aspek hidup dan kehidupan suatu bangsa yang
di dalamnya terdapat sumber kekayaan alam, manusia yang bermukim di wilayah
tersebut.
Pemikiran
aspek social budaya
Budaya
dalam arti etimologis adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan budi
manusia, karena manusia tidak hanya bekerja dengan kekuatan budinya melainkan
dengan perasaan fantasi imajinasi maka lebih lengkap jika kebudayaan
diungkapkan sebagai cita, rasa, cipta, karsa, dan karya. Social budaya sebagai
salah satu aspek kehidupan nasional di samping politik, ekonomi dan hankam
adalah factor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan pola tingkah
laku lahir batin yang memungkinkan hubungan social di antaranya :
1. Kebhinekaan
budaya Indonesia
2. Budaya
sebagai bangsa Indonesia yang bersatu
3. Budaya
toleransi Indonesia yang bersatu
4. Budaya
toleransi dan saling menghargai
Pemikiran Aspek Kesejarahan Indonesia
Perjuangan suatu bangsa dalam meraih
cita-cita tumbuh dan berkembang dari latar belakang sejarahnya. Begitu pula sejarah
Indonesia diawali dari Negara-negara kerajaan tradisional yang pernah ada di
wilayah Nusantara.
Landasan
Pemikiran Ketahanan Nasional
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
khususnya dalam upaya mencapai tujuan nasional, setiap bangsa secara terus
menerus berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut meliputi
lingkungan alamiah maupun lingkungan social dan lingkungan dalam negeri maupun
lingkungan luar negeri atau
sering dinamakan lingkungan regional , nasional maupun internasional.
Proses interaksi dengan lingkungan
dapat menimbulkan dampak yang menguntungkan dan merugikan. Dampak yang
menguntungkan akan dapat mendorong dan memperkuat laju pencapaian tujuan
nasional. Sebaliknya, dampak yang merugikan berupa ancaman-ancaman akan
menghambat pencapaian tujuan nasional. Maka untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati bersama, suatu bangsa senantiasa akan menghadapi berbagai tantangan
dengan ketahanan nasional yang memiliki landasan pemikiran sebagai berikut :
a. Manusia berbudaya
Manusia berbudaya akan selalu melakukan hubungan-hubungan
:
1) Dengan Tuhan melahirkan agama
2) Dengan cita-cita melahirkan ideology
3) Dengan kekuatan/kekuasaan melahirkan
politik
4) Dengan pemenuhan kebutuhan melahirkan
ekonomi
5) Dengan manusia melahirkan social
6) Dengan rasa keindahan melahirkan
kesenian
7) Dengan penguasaan/pemanfaatan fenomena
alam melahirkan IPTEK
8) Dengan rasa aman melahirkan pertahanan keamanan
b. Tujuan nasional, falsafah
bangsa dan ideology negara
Tujuan
nasional menjadi pokok pemikiran dalam ketahanan nasional karena suatu
organisasi apapun bentuknya, dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah internal dan
eksternal. Oleh karena itu, diperlukan kondisi yang siap untuk menghadapinya.
Selanjutnya falsafah dan ideology menjadi pokok pemikiran karena dalam
pencapaian tujuan nasional pasti aka nada masalah yang dihadapi, hal ini dapat
dipahami dari makna falsafah dan ideology dalam Pembukaan UUD 1945
c.
Wawasan nasional
Manifestasi wawasan nasional
Indonesia (Wawasan Nusantara) itu ditentukan oleh kesejarahan, kondisi objektif
dan subjektif, kultural serta idealism yang dijadikan aspirasi dalam
eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bertabat.Wawasan
nusantara ini memiliki identitas yang khas yang dapat menjiwai setiap tindakan
kebijakan bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional.
2.2.
Pengertian Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
a. Wawasan nusantara
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya, di dalam eksistensinya yang sarwa nusantara
serta pemekarannya di dalam mengekspresika diri di tengah-tengah lingkungan
nasionalnya (Lemhanas, 1992)
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
mengenal diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek
kehidupan yang beragam (Prof. Dr. Wan Usman)
Wawasan
nusantara adalah wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan
UUD 1945 yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenal diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional (Tap MPR, 1993 dan 1998)
b. Ketahanan
nasional
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang
meliputi seluruh aspek kehidupan nasional yang terintegrasi dan berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan
baik yang dating dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun yang tidak
langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya (Lemhannas, 1989)
2.3 . Tujuan Wawasan Nusantara
1.
Tujuan wawasan nusantara ke dalam, yaitu terwujudnya kesatuan aspek kehidupan
nasional. Di dalam aspek kehidupan nasional terdaoat aspek alamiah dan aspek
social
a. Aspek alamiah meliputi tiga (Trigatra) yaitu :
1) Gatra kondisi geografis
2)
Gatra keadaan dan kekayaan alam
3) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
b. Aspek social terdiri lima (Pancagatra) yaitu :
1) Gatra ideology
2) Gatra politik
3) Gatra ekonomi
4) Gatra social budaya
5)
Gatra pertahanan dan keamanan
2. Tujuan wawasan
nusantara ke luar, yaitu ikut serta mewujudkan kesejahteraan, ketertiban, dan perdamaian seluruh umat manusia di dunia
2.4. Unsur Dasar dan Implementasi
Wawasan Nusantara
Sebagai cara
pandang bangsa dan negara Indonesia yang berdasar Pancasila dan UUD 1945 serta
dinamika politik kenegaraan maupun gejala social, wawasan nusantara mengandung
tiga unsur poko yaitu wadah (countour), isi (content), dan tata laku (conduct)
a. Wadah
Wawasan nusantara mewujudkan diri dalam bentuk Nusantara yang
manunggal secara bulat dan utuh.Untuk membahas batas dan wujud ini perlu
diingat bahwa asas wilayah negara kita adalah asas negara kepulauan
(archipelagic state). Dalam konsepsi berpikir atau paradigm Nusantara, negara
kepulauan adalah sebagai berikut :
1) Pulau dan perairan merupakan
kesatuan yang utuh
2) Lautan diseraki pulau atau
perairan sebagai unsur pokok, bukan daratan
Jadi Nusantara
adalah laut yang diseraki atau ditebari pulau-pulau, bukan rangkaian
pulau-pulau dalam laut. Adapun batas negara kepulauan adalah sebagai berikut :
1) Adanya
garis dasar yang menghubungkan titik terluar dari pulau-pulau terluar
2) Sejauh atau
seluas dua belas mil dari garis dasar merupakan laut territorial
3) Sejauh atau seluas dua ratus mil
dari garis dasar merupakan zona ekonomi eksklusif
Sehubungan dengan
beberapa konsekuensi negative, maka agar dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya, bangsa Indonesia harus cukup kuat lahir dan batin serta harus dapat
bersikap bebas aktif. Hal ini berarti bahwa bangsa Indonesia harus
memilikikemampuan untuk mengelola, memanfaatkan, dan mengendalikan segala
kekuatan yang melintasinya
Sifat pokok
wawasan nusantara ialah kesatuan dan persatuan di bidang wilayah, bangsa,
ideology, politik, ekonomi, social budaya, psikologi, pertahanan keamanan.Di
samping itu, wawasan nusantara harus berkeseimbangan, artinya berimbang antara
dunia dan akhirat, antara jiwa dan pikiran, antara mental dan spiritual, serta
antara peri kehidupan darat, laut, dan udara
b. Isi
Cita-cita wawasan nusantara selaras
dengan cita0cita bangsa Indonesia yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD1945.
Berdasarkan kesadaran terhadap letak negara pada posisi silang, wawasan
nusantara tercermin pada perspektif kehidupan manusia Indonesia dalam
eksistensinya yang meliputi dua komponen dasar yang terpadu, yaitu cita-cita
dan asas sebagai berikut:
a. Cita-cita bangsa
Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
b. Asas yang berciri manunggal, utuh menyeluruh, mengarah kepada
persatuan dan kesatuan serta keserasian dan keseimbangan antarsegenap aspek
kehidupan yg tertuang dalam enam asas yang meliputi :
1) Satu
kesatuan ruang wilayah
2) Satu
kesatuan politik
3) Satu
kesatuan social budaya
4) Satu
kesatuan ekonomi
5) Satu
kesatuan pertahanan keamanan
6) Pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya pada seluruh aspek dan dimensi kehidupan
c. Tata laku
Unsur tata laku
wawasan nusantara dapat dibedakan sebagai tata laku batiniah dan tata laku
lahiriah.Tata laku batiniah berwujud sebagai landasan falsafah dan sikap mental
bangsa serta dipengaruhi juga oleh kondisi lingkungan hidupnya.Tata laku
lahiriah terlihat pada tata laksana yang mencakup tata perencanaan, tata
pelaksanaan dan tata pengawasan. Tata laku tersebut berupa UUD 1945 berdasarkan
Wawasan Nusantara yang melahirkan ketahanan nasional yang tangguh
Baik letak/kondisi
geografis maupun pembangunan yang sedang berlangsung, mengakibatkan
perubahan-perubahan yang sering membawa dampak negative terhadap kehidupan.
Perkenalan dengan kebudayaan lain melalui berbagai cara sering menimbulkan
perubahan dan pergeseran nilai-nilai budaya. Dalam menanggapi pengaruh
kebudayaan asing itu, seperti yang telah kita lihat, masyarakat selama ini
kurang selektif. Masyarakat kurang dapat memilih dan memilah budaya mana yang
diperlukan atau yang cocok dengan kepribadian . Selain itu , pembangunan yang
dilaksanakan dalam bidang ekonomi dapat menyebabkan manusia menjadi
materialistis dan individualis
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Wilayah
Indonesia sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak celah
kelemahan yang dapat dimanfatakan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat
meruntuhkan bahkan dapat mengakibat kan disintregrasi bangsa indonesia.
Indonesia yang meliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawasan yang
cukup ketat. Dimana pengawasan itu tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/POLRI
saja tetapi semua lapisan masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan pihak
POLRI/TNI saja dengan persenjataan yang tidak lengkap mungkin bangsa indonesia
sudah hancur tercabik-cabik oleh bangsa lain. Dengan adanya persatuan di antara
penduduk bangsa indonesai yang bineka tunggal ika.
Wawasan
nasional bangsa indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan pedoman bagi
pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan ketahanan nasional
merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional
itu dapat berjalan dengan sucses. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi
ketahanan nasional yang sesuia dengan karakteristik bangsa indonesia. Dengan
adanya wawasan nusantara, kita harus edapat memiliki sikap dan prilaku yang
sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berrkorban demi nusa dan bangsa.
Dalam kaitanya pemuda sebagia penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan
nusantara sejak dini sehingga mereka terhadap bangsa dan tanah airnya lebih
yakin dan lebih mendalami.
3.2. Saran
Dengan adanya wawasan nusantara, kita
harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air
serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda
penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan nusantara sejak dini sehingga
kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara lebih meyakini dan lebih dalam.
Untuk itulah perlu kiranya pendidikan yang membahas/mempelajari tentang wawasan
nusantara dimasukan ke dalam suiatu kurikulum yang sekarang diterapkan dalam
dunia pendidikan di Indonesia (misalnya : pelajaran Kewarganegaraan, Pancasila,
PPKn dan lain - lain). Untuk masyarakat Indonsia (baik bagi si pembuat makalah,
pembaca makalah serta yang lain) agar dapat menjaga makna dan hakikat dari
wawasan nusantara yang tercermin dari perilaku – perilaku sehari hari misalnya
ikut menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Chaidir, Basri.
1995. Wawasan Nusantara Wawasan Nasional Indonesia. Lembaga Ilmu Humaniora
Institut Teknologi Indonesia, Jakarta
Cipto, Bambang.,
M.Azhar., S. Tuhuleley., listi’anah., K. Bashori., dan L. Setiartiti. 2002.
Pendidikan Kewarganegaraan (civic education. LP3 UMY Yogyakarta
____________.
2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Kelompok Kerja Kewarganegaraan Lemhannas. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Siswanto, Bambang
dkk. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
Tim
Dosen Kewiraan Unsoed. 1999. Buku Ajar Pendidikan Kewiraan. Penerbit
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.